REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jika Filsafat Barat punya bapak Socrates, maka dalam Filsafat Islam ada nama Abu Yusuf Yakub Ibnu Ishak Al-Kindi. Ia adalah Bapak Filsafat Islam terkemuka dan jenius dalam Sejarah Zaman Keemasan Islam abad pertengahan.
Gelar-gelar yang diperoleh Al-Kindi tidak ada habisnya, selain sebagai filsuf Muslim Arab Irak; ia adalah seorang polymath (pemikir besar karena pengetahuannya yang luas di banyak bidang), matematikawan, dokter, dan musisi.
Karya-karya Al Kindi dalam bidang fisika, filsafat, kosmologi, matematika, optik, musik, kriptologi, dan kedokteran memiliki pengaruh besar pada abad-abad berikutnya dan peradaban lain di dunia.
Al-Kindi berasal dari keturunan bangsawan Arab dan dibesarkan di Irak di bawah naungan khalifah Muslim yang mencintai sains. Al Kindi lahir sekitar tahun 185 Hijriah atau 801 Masehi. Masa kecilnya dihabiskan di Kufa di mana ayahnya adalah seorang gubernur, namun ia mengenyam pendidikan tinggi di Baghdad.
Sikap dan ketertarikannya terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan mengantarkan beliau untuk diangkat menjadi staf pengajar di Baitul Hikmah, sebuah pusat penerjemahan teks-teks filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani.
Selain menerjemahkan, Al-Kindi juga dikenal dengan kaligrafinya. Munculnya berbagai khalifah Muslim Abbasiyah yang berpengetahuan luas memiliki berbagai dampak pada keberhasilannya.
Namun, seiring dengan pergantian khalifah di Baghdad, kecemerlangannya akhirnya memudar hingga ia meninggal pada usia 72 tahun, dan dikenal sebagai “orang yang kesepian”.
Sayangnya, setelah kematiannya, banyak karyanya yang terlupakan atau hilang, dan baru muncul kembali di hadapan para ulama dan sejarawan Islam di kemudian hari.
Terlepas dari kenyataan bahwa ia kemudian dibayangi oleh Ibnu Sina (Avicenna) dan Al-Farabi, ia tetap merupakan salah satu filsuf Muslim terhebat pada masanya.
Sarjana renaisans Italia, Gerolamo Cadano bahkan menganggap Al-Kindi sebagai salah satu pemikir besar dari dua belas pemikir terbesar Abad Pertengahan.
Cadano menerjemahkan banyak bukunya ke bahasa Latin dan menggunakannya untuk pengembangan pendidikannya.
sumber : About Islam